Cemas
Malam tadi saya tidur jam satu lewat, mungkin sudah setengah dua. Padahal saya sudah masuk kamar dan goler-goler jam sepuluh kurang. Tidak bisa tidur.
Ketika akhirnya saya bisa tidur saya mimpi tentang proyek nulis dan risetnya. Saya bertemu editor-editor dan orang-orang penerbitan. Sayangnya mimpinya adalah mimpi buruk. Mimpi buruk ini yang menjelaskan penyebab saya tidak bisa tidur. Saya cemas. Cemas dengan naskah-naskah yang harus saya selesaikan tepat waktu tapi belum ada perkembangan. Mungkin kecemasan saya sudah masuk ke alam bawah sadar dan bertrasformasi menjadi mimpi.
Jam empat pagi weker berbunyi nyaring tapi saya hanya terkaget sebentar lalu tidur lagi. Weker saya tidak menyerah. Dia bunyi terus. Akhirnya saya terbangun jam 4.20 dan buru-buru sahur.
Satu hal yang selalu saya yakini dan keyakinan ini agak menenangkan di saat cemas. Allah. Keyakinan bahwa Allah dan segala sifat-sifatnya itu nyatalah yang menenangkan saya. Sepertinya saya mesti perbanyak dzikir ya.
Pamulang,
22 Mei 2013
Ketika akhirnya saya bisa tidur saya mimpi tentang proyek nulis dan risetnya. Saya bertemu editor-editor dan orang-orang penerbitan. Sayangnya mimpinya adalah mimpi buruk. Mimpi buruk ini yang menjelaskan penyebab saya tidak bisa tidur. Saya cemas. Cemas dengan naskah-naskah yang harus saya selesaikan tepat waktu tapi belum ada perkembangan. Mungkin kecemasan saya sudah masuk ke alam bawah sadar dan bertrasformasi menjadi mimpi.
Jam empat pagi weker berbunyi nyaring tapi saya hanya terkaget sebentar lalu tidur lagi. Weker saya tidak menyerah. Dia bunyi terus. Akhirnya saya terbangun jam 4.20 dan buru-buru sahur.
Satu hal yang selalu saya yakini dan keyakinan ini agak menenangkan di saat cemas. Allah. Keyakinan bahwa Allah dan segala sifat-sifatnya itu nyatalah yang menenangkan saya. Sepertinya saya mesti perbanyak dzikir ya.
Pamulang,
22 Mei 2013
