Thursday, February 20, 2014

Oleh: Tomasz P. Szynalski
Diterjemahkan oleh: Frida Nurulia

Banyak pembelajar bahasa berasumsi bahwa pengucapan (pronounciation) mereka cukup baik karena guru tidak mengkoreksi terlalu sering atau karena murid lain dapat mengerti.

Faktanya:

Pembelajar seperti itu malah sering melakukan kesalahan fatal karena dua alasan:


  • Mayoritas guru mengabaikan seluruh kesalahan pengucapan kecuali yang paling fatal. Biasanya mereka hanya membiarkan murid berbicara dan hanya mengkoreksi jika murid mengucapkan sesuatu yang sama sekali tidak dapat dipahami. Salah satu alasannya adalah sedikitnya waktu untuk memperbaiki kesalahan tiap murid dalam kelas. Alasan lainnya, guru sering tidak tahu bagaimana caranya membantu murid yang buruk kemampuan pengucapannya. Hasilnya, pengucapan adalah subjek yang paling diabaikan dalam pembelajaran bahasa.

  • Jika kamu orang Indonesia dan murid lain juga Indonesia asli, maka akan sangat mudah bagi mereka untuk memahamimu, tidak peduli seberapa kental aksen/ logat bahasa Indonesiamu.

Dari alasan di atas, jika kamu percaya bahwa pengucapanmu cukup baik karena guru dan murid lain dapat mengerti, kamu mungkin akan terkejut ketika pergi ke luar negeri dan berbicara dengan penutur asli. Salah satu teman saya adalah murid terbaik dalam kelas bahasa Inggris di Polandia. Ketika dia harus bekerja di U.S, dia baru sadar bahwa orang America tidak mengerti sebagian yang dia ucapkan.


Bagaimana jika kamu bisa memahami apa yang kamu ucapkan dalam bahasa asing? Apakah masih perlu untuk belajar pengucapan?

Fakta:

Tentu, karena penguncapanmu mungkin masih cukup jauh dari penutur asli. Bila ini permasalahannya, orang lain akan kesulitan untuk memahami apa yang kamu ucapkan dan tidak nyaman ngobrol denganmu. Bahkan mungkin mereka akan menghindar karena hal ini.

Ketika saya ikut sekolah bahasa di Inggris, saya tidak nyaman ngobrol dengan murid dari negara lain yang terus-terusan salah mengucapkan kata-kata bahasa Inggris. Tentu, mereka dapat dimengerti pada akhirnya, namun butuh usaha yang lebih keras dan saya sering terpaksa bertanya balik agar yakin bahwa bahwa saya sudah memahami mereka dengan benar.

Intinya, jika harus memilih, saya mending berbicara dengan orang yang aksennya mirip British atau American English. Lebih nyaman dan menyenangkan.

Masalah lain jika pengucapan tidak seperti penutur asli, orang lain mungkin akan berasumsi bahwa dia lambat dan memperlakukannya dengan cara agak merendahkan - contohnya, berbicara lebih lambat dan keras, seolah ada masalah dengan daya pahamnya.

Kesimpulan

Sebagai penutup, jangan berfikir bahwa kamu dapat berbicara dalam bahasa asing sampai sudah mengujicobakan kemampuan dengan penutur asli (yang bukan gurumu). Jika yakin bahwa aksenmu dapat dimengerti, capailah kemampuan pengucapan seperti penutur asli, sehingga orang yang berbicara denganmu merasa nyaman dan senang. Untuk mencapai ini, kamu harus mulai berfikir untuk serius mempelajari pronounciation. 


Sumber: Antimoon

Baca mitos-mitos lainnya klik Mitos Bahasa.

Rekomendasi video untuk belajar American English:

Cerita-cerita Frida Designed by Frida Nurulia