Wednesday, May 7, 2014

Tidak seperti Imam Syafii yang dididik menjadi seorang ulama sejak kecil, Imam Abu Hanifah adalah anak seorang pedagang dan tumbuh menjadi seorang pedagang juga.

Sampai pada suatu hari ketika hendak ke pasar, ia melintasi Amir Asy-Sya'bi yang sedang duduk dan memanggilnya.

"Mau ke mana?"
"Ke pasar" jawab Abu Hanifah 
"Bukan! Maksudku, kepada siapa kamu belajar ilmu?"
"Aku jarang melakukannya."
"Jangan teruskan! Pelajarilah ilmu! Kamu punya otak yang cerdas dan minat yang kuat"

Percakapan itu membuat Abu Hanifah tersadar dan mulai menghadiri halqah-halqah di kota Kuffah. Pada saat itu Abu Hanifah berumur 22 tahun. Selama 18 tahun ia menghadiri halqah Syeikh Hammad bin Abu Sulaiman dan pada umur 40 tahun Abu Hanifah membuka halqahnya sendiri.

Sampai akhir hayatnya Abu Hanifah tetap menjadi pedagang, mungkin lebih tepat disebut pengusaha. Karena semenjak sibuk mempelajari fiqh Abu Hanifah merekrut pegawai untuk mengurus bisnisnya agar dia bisa fokus belajar.



***

Ditulis ulang oleh Frida Nurulia, dari Biografi Empat Imam Mahzab.

Cerita-cerita Frida Designed by Frida Nurulia