Uploader aka Running Girls
Pada tanggal 2 Juni 2013 sekitar 110.000 orang menyaksikan
Muktamar Khilafah di Gelora Bung Karno dan ribuan lainnya mungkin hanya bisa
menyaksikan melalui live streaming atau update foto dari akun sosial media
Hizbut Tahrir. Sebagian besar dari mereka mungkin tidak mengetahui, atau bahkan
memikirkan bagaimana foto-foto tersebut bisa hadir ke layar monitor mereka hanya
selang beberapa menit setelah setiap satu pembicara selesai menyampaikan
pesannya.
Untuk mengabadikan Muktamar Khilafah, ada panitia khusus
yang bertugas sebagai fotografer. Di panitia nisaa (perempuan) ada 9 fotografer
perempuan lengkap dengan DSLR masing-masing dan tersebar di berbagai tempat
Muktamar. Karena panitia nisaa hanya bertugas di wilayah peserta perempuan maka
teman-teman fotografer hanya berada di sebelah utara Stadion Utama Gelora Bung
Karno yaitu tempat peserta perempuan berada.
Walaupun sudah dibagi dua wilayah kerja yang terpisah antara
ikhwan dan akhwat namun Stadion Utama GBK yang berkapasitas 100.000 orang ini
masih terlalu luas jika fotografer harus bolak balik menyetorkan hasil jepretan
mereka ke sekertariat Media Center Nisaa[1]
yang berada di gerbang biru stadion.
Tenda putih di gerbang biru, sekertariat MMC dan Media Center Nisaa |
Sebagai informasi saja, Stadion Utama GBK memiliki sumbu panjang bangunan (utara-selatan)
sepanjang 354 meter; sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter. Di tambah
ratusan anak tangga di dalam tribun. Sekitar 300 anak tangga untuk mencapai
tribun atas dan 200 anak tangga untuk masuk tribun bawah. Jika fotografer
menyetor sendiri fotonya tentu ia akan banyak kehilangan momen dari konferensi.
Waktu yang dibutuhkan seseorang dari sektor 7 tribun atas ke sekertariat
mungkin sama jumlahnya dengan waktu yang dibutuhkan peserta dari luar negri untuk
menyampaikan testimoninya.
Oleh karena itu, selain fotografer divisi Media Center Nisaa
membuat sub divisi yang dinamakan “uploader” (sebelumnya bernama runner). Tugas
mereka adalah mengantarkan foto yang sudah didapat fotografer ke sekertariat
Media Center Nisaa secepat mungkin.
Awalnya jumlah uploader sesuai dengan jumlah fotografer (satu
orang fotografer ditemani seorang uploader) namun karena kekurangan orang
akhirnya uploader hanya terdiri dari tujuh orang. Ketika Muktamar berlangsung ketujuh orang inilah yang bolak
balik berlari membawa update foto antara fotografer dan tim sortasi foto. Setiap
satu kegiatan dalam rangkaian acara Muktamar selesai, fotografer melepaskan
memory card kameranya dan memberikannya pada uploader, lalu memasang memory
card yang lain. Uploader mengantarkan memory card tersebut secepat yang dia
bisa ke tim sortasi foto yang berada di kesekertariatan Media Muslimah Nisaa.
Lalu tim sortasi menyortir foto mana saja yang akan dipublikasikan ke akun
media social Hizbut Tahrir dan memberikan banner sebelum di upload.
Sementara tim sortasi bekerja, uploader kembali lagi ke
fotografer. Tercatat, uploader yang berjaga di posisi terdekat dengan
kesekertariatan, yaitu yang berada di sebelah utara lapangan, 20 kali bolak
balik untuk menyetorkan foto sepanjang Muktamar. Karena uploader, atau saya lebih suka menyebutnya running
girls, inilah peserta yang di rumah juga bisa mengikuti rangkaian acara Muktamar
Khilafah di Stadion utama GBK kemarin.
Ohya running girls ini adalah anak-anak kelas IX SMP
Insantama yang baru saja lulus. Tiga diantaranya, yang sempet kenalan dengan
saya adalah Fira, Naca dan Nida yang merupakan teman satu ekstrakulikuler di sekolah.
Ekskul mereka adalah mading, ekskul yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan lari berlari.
Barakallahufikum untuk kalian semua.
Running Girs H-1 dengan Kak Armita sang fotografer |
9 comments
Wah subhanallah...
REPLYTernyata beginilah strategi jitu dari Hizbut Tahrir untuk dapat mencerdaskan masyarakat yang tidak ikut ke GBK..
Subhanallah..
Iyap, sebenernya naskah orasi pembicara kita udah punya dan bisa aja langsung disebar via sosial media tanpa perlu repot2 pakai foto. Tapi kan tanpa foto gak berasa ada di sana. :)
REPLYDan gak semua orang internetnya kenceng jadi bisa nonton live streaming.
Alhamdulillah..Foto selalu bisa berbicara dibandingkan dengan kata-kata.. ^_^ Makasih atas postingan kerennya ya Mbak..
REPLYSubhanallah sekali ternyata. tapi kok yang rijal saya ga liat aksinya ya? jangan-jangan aksi mereka lebih cepat dari bayangan mungkin ya :D
REPLYMungkin juga.
REPLYSaya gak tau sih persisnya mereka pakai cara apa ngirimin fotonya hehe...
baru terjawab setelah baca tulisan ini...sempet heran juga pas di GBK liat akhwat lari2 di pinggir lapangan ngapain? tenyata mbak2 fotografer to :) moga jadi amal sholih ^^
REPLYSubhanalLah, terharu membayangkan kerja adek2 running girls. Semoga menjadi amal kebaikan yg tinggi disisi Allah. Aamiin
REPLYArief
Apalagi kami yang melihat dan bekerja langsung dengan mereka. Terharu itu pasti. :)
REPLYSubhanalloh..... good job! jadi merinding bacanya :) barokallahu fiikum ^^
REPLY