Friday, June 7, 2013

Pada tanggal 2 Juni 2013 sekitar 110.000 orang menyaksikan Muktamar Khilafah di Gelora Bung Karno dan ribuan lainnya mungkin hanya bisa menyaksikan melalui live streaming atau update foto dari akun sosial media Hizbut Tahrir. Sebagian besar dari mereka mungkin tidak mengetahui, atau bahkan memikirkan bagaimana foto-foto tersebut bisa hadir ke layar monitor mereka hanya selang beberapa menit setelah setiap satu pembicara selesai menyampaikan pesannya.


Untuk mengabadikan Muktamar Khilafah, ada panitia khusus yang bertugas sebagai fotografer. Di panitia nisaa (perempuan) ada 9 fotografer perempuan lengkap dengan DSLR masing-masing dan tersebar di berbagai tempat Muktamar. Karena panitia nisaa hanya bertugas di wilayah peserta perempuan maka teman-teman fotografer hanya berada di sebelah utara Stadion Utama Gelora Bung Karno yaitu tempat peserta perempuan berada.

Walaupun sudah dibagi dua wilayah kerja yang terpisah antara ikhwan dan akhwat namun Stadion Utama GBK yang berkapasitas 100.000 orang ini masih terlalu luas jika fotografer harus bolak balik menyetorkan hasil jepretan mereka ke sekertariat Media Center Nisaa[1] yang berada di gerbang biru stadion.
Tenda putih di gerbang biru, sekertariat MMC dan Media Center Nisaa


Sebagai informasi saja, Stadion Utama GBK memiliki  sumbu panjang bangunan (utara-selatan) sepanjang 354 meter; sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter. Di tambah ratusan anak tangga di dalam tribun. Sekitar 300 anak tangga untuk mencapai tribun atas dan 200 anak tangga untuk masuk tribun bawah. Jika fotografer menyetor sendiri fotonya tentu ia akan banyak kehilangan momen dari konferensi. Waktu yang dibutuhkan seseorang dari sektor 7 tribun atas ke sekertariat mungkin sama jumlahnya dengan waktu yang dibutuhkan peserta dari luar negri untuk menyampaikan testimoninya.

Oleh karena itu, selain fotografer divisi Media Center Nisaa membuat sub divisi yang dinamakan “uploader” (sebelumnya bernama runner). Tugas mereka adalah mengantarkan foto yang sudah didapat fotografer ke sekertariat Media Center Nisaa secepat mungkin.

Awalnya jumlah uploader sesuai dengan jumlah fotografer (satu orang fotografer ditemani seorang uploader) namun karena kekurangan orang akhirnya uploader hanya terdiri dari tujuh orang. Ketika Muktamar berlangsung ketujuh orang inilah yang bolak balik berlari membawa update foto antara fotografer dan tim sortasi foto. Setiap satu kegiatan dalam rangkaian acara Muktamar selesai, fotografer melepaskan memory card kameranya dan memberikannya pada uploader, lalu memasang memory card yang lain. Uploader mengantarkan memory card tersebut secepat yang dia bisa ke tim sortasi foto yang berada di kesekertariatan Media Muslimah Nisaa. Lalu tim sortasi menyortir foto mana saja yang akan dipublikasikan ke akun media social Hizbut Tahrir dan memberikan banner sebelum di upload.

Sementara tim sortasi bekerja, uploader kembali lagi ke fotografer. Tercatat, uploader yang berjaga di posisi terdekat dengan kesekertariatan, yaitu yang berada di sebelah utara lapangan, 20 kali bolak balik untuk menyetorkan foto sepanjang Muktamar. Karena uploader, atau saya lebih suka menyebutnya running girls, inilah peserta yang di rumah juga bisa mengikuti rangkaian acara Muktamar Khilafah di Stadion utama GBK kemarin.

Ohya running girls ini adalah anak-anak kelas IX SMP Insantama yang baru saja lulus. Tiga diantaranya, yang sempet kenalan dengan saya adalah Fira, Naca dan Nida yang merupakan teman satu ekstrakulikuler di sekolah. Ekskul mereka adalah mading, ekskul yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan lari berlari.
Barakallahufikum untuk kalian semua.

Running Girs H-1 dengan Kak Armita sang fotografer



[1] nama divisi nisaa yang mengurusi media

9 comments

Wah subhanallah...
Ternyata beginilah strategi jitu dari Hizbut Tahrir untuk dapat mencerdaskan masyarakat yang tidak ikut ke GBK..
Subhanallah..

REPLY

Iyap, sebenernya naskah orasi pembicara kita udah punya dan bisa aja langsung disebar via sosial media tanpa perlu repot2 pakai foto. Tapi kan tanpa foto gak berasa ada di sana. :)

Dan gak semua orang internetnya kenceng jadi bisa nonton live streaming.

REPLY

Alhamdulillah..Foto selalu bisa berbicara dibandingkan dengan kata-kata.. ^_^ Makasih atas postingan kerennya ya Mbak..

REPLY

Subhanallah sekali ternyata. tapi kok yang rijal saya ga liat aksinya ya? jangan-jangan aksi mereka lebih cepat dari bayangan mungkin ya :D

REPLY

Mungkin juga.

Saya gak tau sih persisnya mereka pakai cara apa ngirimin fotonya hehe...

REPLY

baru terjawab setelah baca tulisan ini...sempet heran juga pas di GBK liat akhwat lari2 di pinggir lapangan ngapain? tenyata mbak2 fotografer to :) moga jadi amal sholih ^^

REPLY

SubhanalLah, terharu membayangkan kerja adek2 running girls. Semoga menjadi amal kebaikan yg tinggi disisi Allah. Aamiin

Arief

REPLY

Apalagi kami yang melihat dan bekerja langsung dengan mereka. Terharu itu pasti. :)

REPLY

Subhanalloh..... good job! jadi merinding bacanya :) barokallahu fiikum ^^

REPLY

Cerita-cerita Frida Designed by Frida Nurulia