Mitos 6: "Kalau tidak belajar bahasa Inggris dari kecil, kamu tidak akan mahir tata bahasa Inggris sepenuhnya"
Oleh: Tomasz P. Szynalski
Diterjemahkan oleh: Frida Nurulia
Mitos ini adalah
versi yang lebih umum dari mitos tentang "aksen bahasa asing" ditulis pada artikel sebelumnya. Mitos ini
berakar dari Hipotesa Periode Kritis yang diajukan oleh Eric Lenneberg tahun
1967.
Lenneberg mengatakan
bahwa bahasa ibu (bahasa pertama) harus dikuasai sebelum seseorang mencapai
usia puber (sekitar 12 thn). Setelah mencapai masa puberitas, Lenneberg
mengklaim, terjadi perubahan susunan syaraf di otak dan membuatnya tidak mampu
untuk menguasai sebuah bahasa dengan menyeluruh. Untuk mendukung hipotesa ini,
Lenneberg menunjuk contoh beberapa anak yang terisolasi dari orang lain
sehingga tidak bersentuhan dengan bahasa ibu mereka sampai usia baligh.
Anak-anak ini terus-menerus melakukan kesalahan tata bahasa, tidak peduli
berapa lama mereka berusaha mempelajari bahasa tersebut.
Hipotesa metode
kritis ini telah disamaratakan untuk kasus bahasa kedua atau bahasa asing. Hal
ini melahirkan pernyataan seperti: "Kalau tidak belajar bahasa Inggris
dari kecil, kamu tidak akan mahir grammar-nya". Hal ini membuat pembelajar
bahasa mengkambing-hitamkan kesalahan yang mereka lakukan sebagai permasalahan
syaraf dan mematahkan semangat mereka untuk memperbaikinya.
Faktanya
Kecakapan tata
bahasa lebih dipengaruhi oleh seberapa banyak input yang kamu miliki daripada
seberapa dini kamu mulai belajar.
Contohnya: Saya
lahir di Polandia dan mulai ikut kelas bahasa Inggris pada umur 6 tahun. Meskipun umur saya masih muda (dimana menurut
teori akan memudahkan saya belajar dengan sangat cepat), saya tidak mampu untuk
menguasai bahasa Inggris. Setelah 9 tahun ikut kelas bahasa Inggris pengetahuan
saya tentang tata bahasa sangat terbatas dan saya sering melakukan kesalahan gramatika. Akhirnya, pada umur 15 tahun saya mulai belajar bahasa
Inggris dengan serius - membaca buku, menggunakan software bahasa, kamus dan
lainnya.
Menurut banyak ahli
bahasa saya telah melewati masa kritis pembelajaran bahasa, namun coba tebak -
saya malah membuat kemajuan yang fantastis. Saya belajar lebih cepat dibanding
sebelumnya ketika kecil. Dalam 2-3 tahun Saya sudah berhasil menguasai tata bahasa,
pengucapan dan kosakata seperti penutur asli.
Sekarang, bahasa
Inggris saya hampir menyamai penutur asli. Tulisan saya alami dan tanpa
kesalahan. Setelah beberapa hari berlatih percakapan, aksen saya tidak dapat
dibedakan dari penutur asli Amerika. Ketika saya pergi ke California musim semi
ini, saya bertemu beberapa orang yang tidak percaya bahwa saya bukan orang
Amerika asli sampai saya tunjukkan paspor Polandia saya.
Kadang-kadang saya
masih melakukan kesalahan (dan saya selalu sadar hal ini), namun ini tidak
menggangu saya, karena saya punya alasan untuk percaya bahwa hal itu akan
segera hilang jika saya terus berlatih bicara dalam bahasa Inggris di
kehidupan sehari-hari.
Saya 25 tahun dan
saya yakin saya mampu untuk menguasai bahasa Eropa lainnya seperti halnya saya
menguasai bahasa Inggris (tapi saya tidak yakin untuk Mandarin dan bahasa non-Eropa lainnya). Berdasarkan pengalaman, saya yakin bahwa saya tidak akan
pernah terlalu tua untuk menyerap berbagai hal dari tata bahasa Prancis atau
Jerman.
Sumber: Antimoon
Baca juga mitos-mitos lainnya di label "Mitos Bahasa"
15 comments
Soooo inspiring, Mbak...
REPLYsaya lho nggak bisa ngebedain mana aksen Amerika n mana aksen British, maen embat aja semua. hehe
Jadi, untuk anak2 enaknya diajarin bahasa Indonesia dulu sampe mahir atau barengan sama bahasa asing ya mak?
REPLYwah lahirnya di polandia, berarti bisa bahasa polandia kamu mbak?
REPLYPak Fandhy, ini tulisan terjemahan ><;
REPLYSaya orang Indonesia Asli.
Kalau ada kesempatan belajar bahasa Asing sejak kecil itu bagus, tapi bukan berarti kita yang udah tua (#uhuk) ini gak bisa belajar seperti anak-anak. :)
REPLYOhya untuk anak-anak ortunya mesti peka juga, ada anak yang bingung bahasa ada yang tidak ketika diajarkan bahasa Asing. Jadi, tergantung anaknya gimana.
Tonton serial Pride Prejudice versi BBC dan Sherlock buatan BBC deh mbak, nanti pasti ngerasa beda aksennya dengan film holiwud. ;)
REPLYintinya kita harus percaya dengan kemampuan diri sendiri, walaupun yg mematahkan semangat belajar itu para pakar sekalipun ya mba..
REPLYSaya gak bisa bahasa inggris,.litle sangaaaat hahhaha
REPLYYoi! :)
REPLYHi sista, I am also from English Department, but focusing in Education. I am so into it having a friend from mutual discipline, be and english speaker is not difficult, but easy as long as we want, just it and not all the expert that we should follow their theory.
REPLYEven though I wasn't born from other country or having foreigner family, my english is good and sounds like a native too.
Salam kenal yah mba ^^
Hi! Nice to meet you.
REPLYAnak universitas Muhammadiyah Makasar ya? ;)
Iya mba :)
REPLYBolehkah saya berkenalan dengan mba Aisyah saya seang meneliti Native-Like dari Indonesia, kalau tidak keberatan saya ingin speak2 inggris via phone :)
REPLYBolehkah saya berkenalan dengan mba Aisyah saya seang meneliti Native-Like dari Indonesia, kalau tidak keberatan saya ingin speak2 inggris via phone :)
REPLYNice post mba! saya jg inggris acakadut tp pede jaya :P nah anak saya nih yg umur 7 thn pede ngomong inggris, waktu 3-4 thn acakadut bgt tp makin kesini makin lumayan. Baca post ini jadi pengen belajar inggris yg bener nih :D
REPLY