Nurul Hikmah, Ibu dari Ratusan Hafiz
“Tidak pernah sekalipun terpikirkan oleh saya
untuk mendirikan sekolah atau pesantren ketika masih gadis dulu”
Namanya Nurul Hikmah, perempuan yang
menjalankan sebuah sekolah tahfiz, Bait Qur’any (BQ). Walaupun baru berdiri
beberapa tahun yang lalu, BQ mampu mencetak puluhan penghapal Qur’an dan segudang
prestasi. Bagaimana bisa?
Mari kita mundur ke tahun 2001, ketika anak pertama dari
pasangan Nurul Hikmah dan Nurul Habiburrahman lahir.
Awal
Tahun 2001, Ibadurrahman (Ibad) lahir ke dunia dan pada
tahun itu pula bu Nurul mengambil program Master Pendidikan Islam di UIN
Syarif.
Ibad lahir dalam suasana belajar ibunya, tumbuh di antara
buku-buku bacaan sang Ibu. Sesuai dengan kesepakatan, sang ibu membagikan ilmu
pada anaknya sejak dini. Dia merawat Ibad dengan penuh perencanaan, layaknya
mendidik seorang santri. Setiap menyusui dibacakannya Qur’an. Setiap berada di
dekat Ibad, Bu Nurul selalu membacakan Qur’an. Sampai suatu hari ketika Ibad
hendak disapih, ibad dengan pengucapan yang tidak jelas dan cadel melantunkan
berbagai surat pendek di juz 30.
“Abang, dia banyak kali yang hapal…” Seru sang ibu ke
suaminya, kaget dan bahagia karena ini bukan sesuatu yang mereka targetkan sama
sekali.
Bu Nurul pun melanjutkan pengasuhan dan program yang sudah
dilakukannya. Luar biasa, dengan caranya mengajar
ternyata anaknya dengan mudah memahami dan mengingat.
Berkembang
“Saya gak yakin yang bisa begini cuma Ibad. Pasti semua anak
bisa asal ibunya tahu caranya. Itu keyakinan saya pada saat itu” Kata Bu Nurul.
Mulailah ia mengajak tetangga-tetangganya untuk ngaji.
Ibu-ibu muda di sekitar rumahnya paling males ikut majelis ta’lim karena suka
dimarahi jika anak yang mereka bawa ribut dan menangis.
“Yaudah, kita buat majelis ta’lim sendiri yuk. Temanya
pendidikan anak.” Ajak bunda Ibad saat itu. Alhamdulillah, ibu-ibu antusias
untuk ikutan. Apalagi, ibu-ibu yang menjadi tetangganya sudah melihat sendiri
kualitas anak Bu Nurul. Bu Nurul sudah menjadi tauladan sebelum berdakwah.
Ternyata ibu-ibu di Majelis Ta’limnya makin pandai dalam mendidik anak,
otomatis yang terpikirkan selanjutnya adalah mendirikan PAUD dengan ibu-ibu ini
menjadi gurunya. Nekat memang, karena Bu Nurul bukan orang yang punya uang
banyak, dia cuma bermodalkan ilmu yang banyak.
Tahun 2005, bu Nurul meminjam aula musholla dekat rumah.
Bersama ibu-ibu yang lain dia menyebarkan flyer PAUD gratis. Yap, GRATIS…
Niatnya memang bukan bisnis, tapi keinginan besar supaya lebih banyak lagi anak
yang terdidik dengan Qur’an. Uang oprasionalnya berasal dari suami bu Nurul dan
infaq sukarela guru-guru.
Aula musholla itu memang tempat serbaguna, selain untuk PAUD
tempat tersebut juga suka dipakai warga untuk main ping pong. Kadang mereka
masih main ping pong ketika murid sudah banyak yang datang. Tidak nyaman tentu
saja. Mereka harus pindah.
Allah Maha Mengetahui. Pada titik ini teman-teman ngaji Bu
Nurul mulai memberikan support yang lebih besar. Ada yang menawarkan selasar
rumah kosannya, ditambah dua aktivis yang belum menikah dan handal untuk
membantu proses belajar mengajar.
Apa yang terjadi setelah PAUD ini berjalan? Masyaallah, Ibad
– Ibad lain bermunculan. Hipotesa bu Nurul terbukti, bahwa setiap anak
pasti bisa diajari al-Qur’an dan dididik menjadi anak shaleh, anak yang taat
pada Allah.
“Ini tidak sulit, asal tahu caranya. Ini lebih ke perkara
mau atau tidak mau” ungkap Ibu yang juga dosen ini.
Pengalamannya ini akhirnya ia tuliskan, ia rumuskan menjadi
desain pendidikan anak. Teman-temannya ternyata merasa tulisan itu sangat
bermanfaat dan menawarkan untuk menyusunnya menjadi buku, yang lain menawarkan
tenaganya untuk mendesain sampul. Lalu jadilah buku indie pertama bu Nurul “Home
Learning”.
Dari bisik-bisik, mulut ke mulut, metode Bu Nurul mulai
tersebar. Bu Nurul mulai diundang ke berbagai acara parenting. Dari situ Bu
Nurul semakin tersadar bahwa ilmu ini sangat bermanfaat untuk umat.
Seperti efek domino, undangan yang satu melahirkan undangan
di tempat lain. Akhirnya bu Nurul bisa membuat workshop sendiri untuk
pertama kalinya pada tahun 2008 yang berjudul: “Workshop Bait Qur’aniy, Menghapal
Sejak Usia 0 tahun”. Workshop yang diadakan di UIN ini dihadiri lebih dari
500 orang, padahal Bu Nurul bukan orang yang punya popularitas di Tangsel
maupun di Jakarta.
Ternyata, salah satu peserta dari workshop tersebut adalah
penyelenggara Islamic Book Fair. Ia menawarkan Bu Nurul untuk menjadi salah
satu pengisi di panggung IBF tahun 2008. Saat itu salah satu anak yang tampil
di panggung adalah Dzawata Afnan, anak kedua bu Nurul, juara 2 Hafiz Indonesia 2013 yang masih
berumur 2,5 tahun tapi sudah hapal juz 30. Bukan hanya hapal, tapi juga bisa menjawab arti kata-kata dalam al-Qur’an.
Bait Qur’aniy
Karena kesuksesan workshop Bait Qur'aniy, Bu Nurul akhirnya memakai nama ini sebagai nama
sekolah miliknya. Memasuki tahun ajaran 2009 murid PAUD dan TK bu Nurul sudah
berjumlah 50 orang, dan selasar kosan terancam tidak bisa dipakai lagi. Dengan
uang SPP Rp. 5000 per bulan mereka tidak bisa mendapatkan tempat lain.
Allah ternyata tidak membiarkan anak-anak yang menghapal
Kitab-Nya terhenti. Tak lama, datang seorang perempuan dari Aceh, ibu ini
mengutarakan keinginannya mendirikan TK serupa. Bu Nurul dan suaminya dibawa ke
Banda Aceh untuk membantu proses pendiriannya. Singkat cerita berdirilah Bait
Qur’aniy di Banda Aceh. Tanpa diminta ibu ini lah yang membiayai biaya
kontrakan untuk satu tahun kedepan. Alhamdulillah, tahun ajaran 2009 pun aman.
Bait Qur’any Hari Ini
Dari rentang 2009-2014 banyak hal yang terjadi, jalan
berliku dan berduri untuk berbagi dan berdakwah. Tapi biarlah detail kisahnya
saya simpan untuk lain waktu. Semoga teman sudi mampir lagi ke blog saya.
Sekarang, BQ memiliki 125 murid TK, 138 murid MI, 43
murid MTS dan diajar oleh 50 orang guru. 75% muridnya dari kalangan dhuafa. Bu Nurul sendiri sudah tidak
mengajar murid sekolahnya lagi, dia fokus menyusun kurikulum, mendidik guru,
juga mendidik orang tua murid. Beliau juga masih aktif di organisasi dakwah, menjadi
dosen dan mahasiswa doktor pendidikan Islam. Masyaallah, perempuan yang luar
biasa.
Bermula dari mendidik seorang anak, sekarang jadi ibu dari
ratusan anak.
Bu Nurul, Awa dan Saya |
Produk-produk BQ |
“Setiap anak punya
haq untuk mengetahui hukum-hukum Allah. Tapi tidak semua orang bisa mengajarkan
anak hal itu. Sementara saya kan tahu nih, saya bisa mendidik anak saya untuk
mengetahui aturan Allah. Ini yang jadi motivasi saya.” – Nurul Hikmah –
Pesan Sponsor:
Bersama Kita Sebarkan Kebaikan dengan #SemangatBerbagi. Ikuti acara puncak Smarfren #SemangatBerbagi tanggal 19 Juli 2014 di Cilandak Town Square Jakarta.
Pesan Sponsor:
Bersama Kita Sebarkan Kebaikan dengan #SemangatBerbagi. Ikuti acara puncak Smarfren #SemangatBerbagi tanggal 19 Juli 2014 di Cilandak Town Square Jakarta.
7 comments
Aku sering nonton Hafiz Indonesia. Very inspiring. Baru tw juga klo pendiri Bait Qur'ani itu Bu Nurul
REPLYSetuju, program ini inspiring banget. Bu Nurul di sini jadi pembina karantina peserta, bersama suaminya.
REPLYAssalamu'alaikum...
REPLYTerima kasih sudah berbagi cerita inspiratif ini, ya!
Good luck! ^_^
Emak Gaoel
Sist... Kl mau dpt produk BQ, gmn caranya?
REPLYSist, kl mau dapat produk2 BQ, gmn caranya
REPLYAssalamualaikum teh klo mau neliti skripsi di bait qurany, hubungin nya lewat mana ya teh?
REPLYMau daftar ke RA Bait Qur'aniy bagaimana caranya? Utk anak usia 4 tahun
REPLY