Wednesday, August 24, 2011

Rumah tangga itu sering diibaratkan sebagai sebuah bahtera yang berlayar di lautan. Orang yang ikut berlayar dalam bahtera tersebut tentu mempunyai tujuan. Ombak akan siap mengombang-ambing bahtera itu kapanpun. begitu pula badai dapat menghampiri tanpa diperkirakan sama sekali.

Maka, tatkala seseorang memutuskan untuk ikut naik bahtera itu, pada saat yang sama ia telah percaya sepenuhnya kepada sang nahkoda untuk mengantarkannya sampai ke tujuan. Ia percaya bahwa nahkoda perahu itu telah mempunyai cukup bekal, cukup pengetahuan untuk menahkodai bahteranya, ia pun percaya bahwa sang nahkoda sudah mengetahui rute perjalanannya.

Ia juga percaya bahwa setidaknya sang nahkoda telah mempelajari apa saja yang dapat menjadi penghalang di lautan nanti, bagaimana menghindari badai, apa yang harus dilakukan tatkala ombak besar menerpa bahtera dan bagaimana mengatasi berbagai masalah yang muncul di perjalanan.

Kalau rumah tangga bagaikan bahtera seperti itu maka ketika akan memutuskan memulai sebuah rumah tangga tentunya siapapun akan memilih nahkoda yang ia percayai dapat menahkodai bahtera rumah tangganya kelak. Ia akan memilih nahkoda yang tahu apa yang harus diperbuat terhadap bahteranya dan bagaimana mengurusi dan melayani para penumpangnya.

Nahkoda rumah tangga adalah suami. Oleh karena itu memilih calon suami, calon nahkoda bahtera rumah tangga akan menjadi salah satu penentu kebaikan rumah tangga itu kelak.

~Yahya Abdurrahman dalam Risalah Khitbah hal. 102~

1 comments:

Iya mak, suami memang menjadi penentu utama akan dibawa kemanakah rumah tangganya..

REPLY

Cerita-cerita Frida Designed by Frida Nurulia