Margaret Thatcher, Dicinta Dan Dibenci Sampai Mati
“The Bitch
is Dead” begitu bunyi spanduk yang dibawa oleh dua orang laki-laki pada
‘perayaan’ kematian Margaret Thatcher, mantan PM Inggris Selasa kemarin.
Tak semua orang merasa kehilangan
atas kematian mantan PM Inggris Margaret Thatcher. Bahkan ratusan orang turun
ke jalan-jalan Inggris untuk merayakan wafatnya “Wanita Besi” itu. Dalam
aksinya mereka membawa spanduk-spanduk yang mengejek Trather seperti “The
Bitch is Dead” “Si Jalang itu Sudah Mati” dan “Rejoice – Thathcer is
Dead” “Bersuka cita – Thatcher Sudah Mati”. Ada juga yang membawa poster
dengan ukuran lebih kecil yang bertuliskan “Ding Dong, The Witch is Dead”
“Ding dong, Si Penyihir Sudah Mati” dan tak lupa poster wajah Tratcher yang
sudah ditambahi dua tanduk merah di atas kepalanya.
Beramai-ramai para anggota perayaan
kematian ini minum-minum, bersulang dan menari-nari mengikuti lagu hip-hop dan
reggae yang diputar keras-keras di jalanan. Seorang wanita berumur 50 tahun
mengatakan “Kami di sini untuk merayakan kematiannya”.
Seperti halnya perempuan tadi, mayoritas warga yang ikut
merayakan kematian Trathcher ini berumur sekitar 40-50 tahunan. Karena
merekalah yang orang-orang yang merasakan langsung kebijakan kontroversial
Tratcher pada masa kepemimpinannya tahun 1979-1990. Walaupun diantara mereka
terdapat juga anak-anak muda yang berumur 20-30 tahunan. Aksi ini berlangsung
tidak hanya di London namun juga di kota Glasgow.
Kebijakan Thatcher memang banyak
membuat warga Inggris marah pada tahun 80an. Kebijakan itu antara lain adalah
menaikkan pajak tidak langsung, membatasi imigran, privatisasi dan mengurangi
dana untuk pendidikan tinggi. Kebijakan Trathcer untuk pendidikan tinggi
membuatnya menjadi satu-satunya Perdana Mentri lulusan Oxford namun tidak
mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Oxford. Sepertinya memang banyak sekali
yang tidak menyukainya.
Namun hasil jajak pendapat online TheGuardian menunjukkan bahwa 50% rakyat Inggris menyukainya sementara lebih dari
34% lainnya membencinya dan sisanya menjawab ‘tidak tahu’ (5%) atau ‘tidak baik
juga tidak buruk’ (11%).
Thatcher memang punya pendukung cukup banyak karena
keberhasilannya menekan inflasi dan mengurangi pengangguran di Inggris. Ini
menunjukkan bahwa Tracher dari hidup sampai matinya memang dicinta juga
dibenci.
Terlepas dari semua kontroversi itu
setidaknya orang yang merasa dirugikan ketika Thatcher hidup akhirnya
mendapatkan sebuah kesenangan dari Thatcher. Walaupun kesenangan itu adalah
merayakan kematiannya. (Frida/Akta)